Rabu, 31 Mei 2017

Materi Sejarah Kebudayaan Islam



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Islam adalah agama yang dibawa oleh Rasulullah saw. Dalam sejarah terungkap bahwa Islam bukan hanya sebagai konsepsi ajaran semata akan tetapi Islam telah menjadi peradaban besar. Dunia intelektual mengakui bahwa peradaban yang tinggi tersebut ternyata banyak memberikan konstribusi  yang begitu besar terhadap lajunya perkembangan ilmu pengetahuan. Pada saat Eropa atau peradaban barat tengah mengalami kegelapan atau ketumpulan ilmu, di daerah Islam telah berada pada kemajuan ilmu pengetahuan yang cukup pesat seperti pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah.
Terbentuknya Daulah Abbasiyah ini adalah kelanjutan dari Daulah Bani Umaiyyah. Dinamakan Khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas, paman Nabi Muhammad saw. Daulah Abbasiyah ini didirikan oleh Abdullah Al-Saffah Ibnu Muhammad bin Ali Ibnu Abdullah Ibnu Al-Abbas, dan berkuasa dalam rentang waktu yang cukup lama yakni dari tahun 132 H. / 750 M – 656 H. / 1258 M.
Dari rentang waktu yang cukup lama ini, yakni kurang lebih lima abad, memungkinkan Daulah Abbasiyah untuk merekonstruksi Islam dalam berbagai bidang sehingga mampu memperlihatkan perkembangan dan kemajuan yang cukup pesat, termasuk kemajuan ilmu pengetahuan umum.

B.  Rumusan Masalah
1.   Bagaimana Suasana tumbuhnya peradaban ilmu pengetahuan pada masa bani Abbasiyyah?
2.   Bagaimana Bentuk peradaban hasil riset dan para ahli dan tokohnya?
3.   Apa saja Pusat-pusat peradaban pada masa bani Abbasiyyah?
4.   Bagaimana Pengaruh peradaban islam terhadap dunia barat?

C.  Tujuan penulisan
1.   Agar pembaca mengetahui Suasana tumbuhnya peradaban ilmu pengetahuan pada masa bani Abbasiyyah
2.   Agar pembaca mengetahui Bentuk peradaban hasil riset dan para ahli dan tokohnya
3.   Agar pembaca mengetahui Apa saja Pusat-pusat peradaban pada masa bani Abbasiyyah
4.   Agar pembaca mengetahui Bagaimana Pengaruh peradaban islam terhadap dunia barat




















BAB II
PEMBAHASAN
A.  Suasana tumbuhnya peradaban ilmu pengetahuan pada masa bani Abbasiyyah
1.   Dorongan Mencari Ilmu dan Menjadi Ilmuwan
Sejarah telah mencatat bahwa sebelum bangsa Barat (Eropa) mencapai kemajuan di bidang Iptek (Ilmu Pengetahuan dan teknologi) seperti sekarang, umat Islam sudah mendahuluinya selama 6 abad, sejak tahun 611 (zaman Nabi) s/d 1250 Masehi (zaman Abbasiyah akhir). Masa kejayaan perkembangan Iptek di dunia Islam terjadi antara tahun 750 s/d 1100 M pada masa kekhalifahan bani Umayyah di Andalusia – Spanyol (Cordova)  dan bani Abbasiyah di Baghdad (Irak).
Perhatian dan minat para ulama dan ilmuwan muslim terhadap Iptek sangat besar, karena dorongan dari ajaran Islam. Pada saat dunia Barat (Eropa) yang dipengaruhi ajaran Gereja menyatakan anti dan menentang Iptek pada Jaman Pertengahan, maka Islam justru menyatakan sebaliknya, bahwa Iptek tidak dapat dilepaskan dari ajaran Islam.
Nabi bersabda,
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ اْلآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ ( رَوَاهُ الْبُخَارِيّ(
"Barangsiapa yang ingin hidup sejahtera di dunia, sarananya adalah ilmu. Siapa yang ingin hidup bahagia di akhirat, sarananya adalah ilmu. Dan barangsiapa yang menghendaki keduanya, sarananya adalah ilmu"
Menurut Islam, sumber ilmu pengetahuan adalah Alloh. Tugas seorang muslim adalah membuka pintu ilmu, menggali dan mengembangkan ilmu Alloh yang tersebar di alam semesta ini. Mencari ilmu bagi muslim dan muslimah adalah wajib hukumnya, sebagaimana sabda Nabi Saw:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ
Nabi bersabda lagi :
اُطْلُبُوا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلَى اللَّحْدِ
Carilah ilmu sejak dari buaian ibu (lahir) sampai ke liang lahad (mati)".

اُطْلُبُوا الْعِلْمَ وَ لَوْ بِالصِّيْنِ
"Carilah ilmu, sekalipun sampai ke negeri Cina"
Alloh berfirman  (QS Al-Mujadilah [58] : 11)

Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa Bani Abbasiyah Pengaruh dari kebudayaan bangsa yang sudah maju, terutama melalui gerakan terjemahan, membawa kemajuan dibidang ilmu pengetahuan agama. Dinasti Abbasiyah merupakan salah satu dinasti Islam yang sangat peduli dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan. Upaya ini mendapat tanggapan yang sangat baik dari para ilmuwan. Sebab pemerintahan dinasti abbasiyah telah menyiapkan segalanya untuk kepentingan tersebut. Diantara fasilitas yang diberikan adalah pembangunan pusat-pusat riset dan terjemah seperti Baitul Hikmah, majelis munadzarah dan pusat-pusat study lainnya. Ilmu pengetahuan pada masa Bani Abbasiyah tumbuh dan berkembang dengan suburnya disebabkan  oleh dua faktor :
a.    Terjadinya asimilasi budaya antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain seperti Persia, Yunani, India, yang sudah maju Iptek-nya. Di masa ini banyak bangsa non Arab yang masuk Islam dan sangat besar sahamnya dalam perkembangan Iptek. Bangsa Persia berjasa dalam ilmu pemerintahan, filsafat dan sastra. Pengaruh bangsa India terlihat pada ilmu kedokteran, matematika dan astronomi. Pengaruh Yunani masuk melalui terjemahan-terjemahan berbagai bidang ilmu, terutama filsafat.
b.   Gerakan penterjemahan berjalan melalui 3 fase:
Fase pertama pada masa Al-Manshur sampai Harun Al-Rasyid, penterjemahan terfokus pada ilmu astronomi dan logika (mantiq).
Fase kedua pada masa Al-Makmun hingga tahun 300 H, terfokus pada ilmu kedokteran dan filsafat. Dan
Fase ketiga setelah tahun 300 H, bidang ilmu yang diterjemahkan semakin luas.

B.  Bentuk peradaban hasil riset dan para ahli dan tokohnya
1.   Filsafat
Setelah kitab-kitab filsafat Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pad amasa pemerintahan Khalifah Harun al-Rasyid dan al-Makmun, kaum muslimin sibuk mempelajari ilmu filsafat, bahkan menafsirkan dan mengadakan perubahan serta perbaikan sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, lahirlah filsafat islam yang pada akhirnya menjadi bintangnya dunia filsafat.
Di antara para filosuf terkenal pada waktu itu ialah :
a.    Abu Ishak al-Kindi (194-260 H / 809-873 M). Ia merupakan seorang filosuf Arab terkenal. Karyanya lebih dari 231 judul.
b.   Abu Nashr al-Faraby (390 H / 961 M). Ia memiliki karya sebanyak 12  buah.
c.    Ibn Sina (370 – 428 H / 980-1037 M). Selain sebagai filosuf, ia juga terkenal sebagai dokter istana kenamaan. Karyanya yang terkenal antara lain, al-Qanun fi al-Thibb.
d.   Ibn Bajah (wafat tahun 523 H).
e.    Ibn Thufail (wafat tahun 581 H).
f.    Al-Ghazali (450-505 H / 1058-1111 M). Ia diberi gelar Hujjat al-Islam. Di antara karyanya yang terkenal adalah Ihya Ulumud-Din, Mawasid al-Falasifah, al-Munqiz Min al-Dhalal, Tahafut al-Falasifah, dan lain-lain.
g.   Ibn Rusyd (520-595 H / 1126-1198 M). Di Barat ia dikenal dengan nama Averoes. Di antara karyanya yang terkenal adalah, Mabadi al-Falasifah, Tahafut al-Tahafut, dan lain-lain.
2.   Ilmu Kedokteran
Ilmu kedokteran mulai berkembang dengan pesat pada masa akhir daulah Abbasiyah I, sedangkan puncaknya pada masa pemerintahan daulah Abbasiyah II, III, dan VI. Daulah Abbasiyah telah melahirkan banyak dokter kenamaan. Begitu juga rumah sakit besar dan sekolah tinggi kedokteran banyak sekali didirikan. Di antaranya adalah Sekolah Tinggi Kedokteran di Jundhishapur. Sekolah Tinggi Kedokteran di Harran, Syria, dan Sekolah Tinggi Kedokteran di Baghdad.
Di antara para dokter terkenal ialah
a.    Abu Zakaria Yuhana ibn Masiwaih, seorang ahli farmasi di rumah sakit Jundhishapur, Iran.
b.   Sabur ibn Sahal, direktur rumah sakit Jundhishapur.
c.    Abu Zakaria al-Razy, kepala rumah sakit di Baghdad.
d.   Ibn Sina, seorang filosuf dan ahli kedokteran. Di antara karyanya yang terkenal dalam bidang kedokteran adalah al-Qanun fi al-Thibb.
3.   Matematika
Hasil dari terjemahan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab, menghasilkan karya dalam bidang matematika. Di antara ahli Matematika Islam terkenal adalah al-Khawarizmi. Ia pengarang kitab al-Gebra (al-Jabar), ahli dalam bidang Matematika yang menemukan angka nol (0), sedangkan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0, disebut juga “Angka Arab”.
4.   Farmasi dan Kimia
Di antara para ahli farmasi dan kimia pada masa pemerintahan dinasi Abbasiyah adalah Ibn Baithar. Karyanya yang terkenal adalah al-Mughni (memuat obat-obatan), Jami’ al-Mufradat al-Adawiyah wa Aghziyah (berisi tentang obat-obatan dan makanan atau gizi).
5.   Ilmu Perbintangan
Kaum Muslimin pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah mempunyai modal yang bear dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Mereka mengkaji dan menganalisa berbagai aliran ilmu pengetahuan dari berbagai suku bangsa, seperti bangsa Yunani, India, Persia, Kaldan, dan ilmu falak Jahiliyah. Ilmu bintang memegang peranan penting dalam menentukan garis politik para kholifah dan amir.
Di antara para ahli ilmu perbintangan yang terkenal pada waktu itu ialah:
a.    Abu Mansur al-Falaky (wafat tahun 272 H). Di antara karyanya yang terkenal adalah Isbat al-Ulum dan Hayat al-Falak.
b.   Jabir al-Batany (wafat tahun 319 H). Ia adalah pencipta alat teropong bintang pertama. Di antara karyanya yang terkenal adalah Kitab Ma’rifat Mathiil Buruj Baina Arbai al-Falak.
c.    Rayhan al-Bairuny (wafat tahun 440 H). Di antara karyanya yang terkenal adalah al-Tafhim li Awal al-Shina’at al-Tanjim.
6.   Ilmu Tafsir
Perkembangan ilmu tafsir pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah mengalami kemajuan pesat. Tafsir pada zaman ini terdiri dari Tafsir bi al-Ma’tsur, yaitu al-Qur’an yang ditafsirkan dengan hadits-hadits; dan Tafsir bi al-Ra’yi, yaitu tafsir al-Qur’an dengan menggunakan akal pikiran.
Di antara para ahli tafsir bi al-Ma’tsur adalah:
a.    Ibn Jarir al-Thabari.
b.   Ibn ‘Athiyah al-Andalusy
c.    Al-Sudai yang mendasarkan tafsirnya kepada Ibn Abbas dan Ibn Mas’ud.
d.   Muqatil ibn Sulaiman yang tafsirnya terpengaruh oleh kitab Taurat.
Adapun para ahli tafsir bi al-Ra’yi anttara lain:
a.    Abu Bakar Asam (Mu’tazilah),
b.   Abu Muslim Muhammad ibn Bahar Isfahany (Mu’tazilah),
c.    Ibn Jaru al-Asadi (Mu’tazilah), dan
d.   Abu Yunus Abdussalam (Mu’tazilah).


7.   Ilmu Hadits
Hadits merupakan sumber hukum Islam kedua setelah al-Qur’an. Pda masa pemerintahan dinasti Abbasiyah, muncullah ahli-ahli Hadits ternama, antara lain:
a.    Imam Bukhari yaitu Imam Abu Abdullah Muhammad ibn Abi al-Hasan al-Bukhari. Lahir di Bukhara tahun 194 H dan wafat tahun 256 H di Baghdad. Di antara karyanya yang menumental ialah Shahih al-Bukhari.
b.   Imam Muslim, yaitu Imam Abu Muslim ibn al-Hajjaj al-Qushairy al Naishbury, wafat tahun 261 di Naishabur. Di antara karyanya yang monumental adalah Shahih Muslim.
c.    Ibn Majah, karyanya adalah Sunan Ibn Majah.
d.   Abu Dawud, karyanya adalah Sunan Abu Dawud.
e.    Al-Nasai, karyanya antara lain Sunan al-Nasai, dan lain-lain.
8.   Ilmu Kalam
Perdebatan para ahli mengenai soal dosa, pahala, surga dan neraka, serta pembicaraan mereka mengenai ketuhanan atau tauhid, menghasilkan suatu ilmu, yaitu ilmu tauhid atau ilmu kalam.
Di antara aliran ilmu kalam yang berkembang adalah Jabariyah, Qadariyah, Mu’tzilah, dan Asy’ariyah. Para pelopornya adalah Jahm ibn Safwan, Ghilan al-Dimisyq, Wasil ibn ‘Atha’, al-Asy’ari dan Imam al-Ghazali.
9.   Ilmu Bahasa
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang sangat efektif. Ia tidak hanya dipergunakan dalam berkomunikasi lewat lisan, tetapi juga dipergunakan sebagai alat untuk mengekspresikan seni, di samping sebagai bahasa ilmiah.
Di antara ilmu bahasa yang berkembang pada waktu itu adalah Nahwu, Sharaf, Bayan, Badi’ dan Arudh. Pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah ilmu ini mengalami perkembangan sangat pesat. Sebab bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa ilmu pengetahuan, di samping sebagai alat komukasi antar bangsa.
Pusat perkembangan ilmu bahasa Arab yang mempunyai peran besar dalam pengembangan ilmu bahasa adalah :
a.    Syibawaih (wafat tahun 183 H). Karyanya terdiri dari dua jilid setebal 1000 halaman.
b.   Al-Kisai, wafat tahun 198 H.
c.    Abu Zakaria al-Farra (wafat tahun 208 H). Kitab Nahwunya terdiri dari 6000 halaman lebih.

C.  Pusat-pusat peradaban pada masa bani Abbasiyyah
Bentuk peradaban yang berkembang pada masa bani Abbasiyah
Perkembangan peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah meliputi segala hal, namun demikian dapa dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu :
1.   Peradaban yang berkaitan dengan pengembangan ilmu keagamaan,
misalnya Ilmu Qur’an (Tafsir, Qiro’at), Ilmu Hadits, Bahasa Arab (Nahwu, Sharaf dan Balaghoh), Ilmu Tauhid atau Ilmu Kalam, Ilmu Fiqih dan lain sebagainya.
2.   Peradaban yang berkaitan dengan pengembangan ilmu non Agama, misalnya Matematika, Astronomi, Sosial Politik, Ekonomi, Filsafat dan lain sebagainya.

D.  Pengaruh peradaban islam terhadap dunia barat
Kontak antara dunia Islam dengan dunia Barat terjadi sejak awal lahirnya agama Islam sekitar abad XV M. Hal ini ditandai dengan ekspansi yang dilakukan oleh umat Islam dan dapat merebut wilayah-wilayah kekuasaan kerajaan Romawi pada masa itu, seperti Syam (Siria, Palestina) dan Mesir. Ekspansi umat Islam ini terjadi sejak pemerintahan khalifah ‘Umar bin Khattab. Pada masa pemerintahan ‘Usman bin ‘Affan pada paruh kedua, ekspansi umat Islam sempat terhenti. Hal ini terjadi sebagai akibat daripada komplik-komplik yang terjadi dalam wilayah pemerintahan masa itu. Maka perluasan wilayah Islam terhenti baik pada masa pemerintahan ‘Usman bin ‘Affan maupun pada masa pemerintahan ‘Ali bin Abi Tholib.
Ekspansi kembali terjadi ketika  daulah Bani Umayyah berkuasa dan dapat menguasai wilayah-wilayah dan masuk dalam wilayah kekuasan umat Islam, seperti Afrika Utara, Andalusia (Spanyol), Kaukasus, dan Antolia. Kekuasaan Islam, di samping Afrika dan Eropa juga Asia. Ekspansi ke wilayah Timur melalui Sungai Oxus. (Hitti, Philip, 2008)
Perluasan wilayah ke Eropa melalui jalur Utara terhenti ketika pengepungan kota Bizantium gagal. Pengepungan ini berlangusng selam satu  tahun, yaitu dari tahun Agustus 716-September 717 M. Pengepungan yang cukup lama ini tidak mampu menjatuhkan kota Bizantium (Tanduk Emas atau Golden Horn). Hal ini dapat digagalkan dengan menaruh rantai besar di dalam laut.
Sekalipun ekspansi ke Eropa melalui jalur Utara gagal, namun demikian,  ekspansi ke arah Barat melalui Afrika Utara berhasil memasuki Eropa khususnya wilayah Spanyol. Penaklukkan Spanyol dilakukan pada masa daulah Bani Umayyah di bawah pemerintahan al-Walid (705-715 M). Sebelum menaklukkan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara. Afrika Utara merupakan pintu gerbang untuk memasuki Eropa, khususnya wilayah Spanyol.
Dengan masuknya Islam ke Spanyol merubah tatanan baru dan pencerahan terhadap bangsa Eropa dengan sebuah peradaban baru yakni peradaban Islam yang dibawa oleh bangsa Arab dan masuk melalui Spanyol. Karenanya, sulit dipungkiri kemajuan Eropa tidak bisa dilepaskan dari pemerintah Islam di Spanyol. pengaruh kebudayaan Islam atas barat dengan tiga hal; Pertama, sumbangan orang Arab ke Barat tidak diragukan lagi terutama dalam hal-hal yang menyokong perbaikan tingkat kehidupan dan memperkokoh basis materialnya. Kedua, sebagian besar orang Eropa kurang menyadari pengaruh orang Arab dan karakter Islam yang mereka ambil dan ketiga, kesastraan orang-orang Arab dan yang menyertainya telah merangsang tumbuhnya imajinasi Eropa dan kejeniusan politik orang Romawi). Watt, W. Montgemary: 83. 1997.
Keterpengaruhan Eropa pada peradaban Islam, bukan saja pada bidang ilmu pengetahuan akan tetapi juga semangat untuk hidup, sehingga keterpengaruhan itu bersifat menyeluruh. Reformasi gereja, pembangkangan terhadap kaum fiodal yang zalim, sistem pendidikan sastra, arsitektur adalah akibat terpengaruhnya pada peradaban Islam. 
Di antara bukti-bukti pengaruh Islam di dunia Barat dapat diklasifikasi dalam beberapa bidang sebagai berikut:
1.   Intelektual
Penerjemahan-penerjemahan yang dilakukan oleh umat Islam dari berbagai bahasa terkait dengan filsafat dan ilmu-ilmu yang lain mengantarkan umat Islam mencapai puncak kejayaannya. Dari produk terjemahan yang kemudian diintegrasikan dengan teks-teks al-Qur’an dan hadis serta logika, pencapaian di bidang keilmuan sampai pada puncaknya. Di antara yang cukup terkenal dengan produk terjemahannya itu adalah Yahya ibn al-Bitriq (wafat 200 H/ 815 M) yang banyak menerjemahkan buku-buku kedokteran pemikir Yunani, seperti Kitab al-Hayawan (buku tentang makhluk hidup) dan Timaeus karya Plato. Al-Hajjaj ibn Matar yang hidup pada masa pemerintahan al-Ma’mun dan telah menerjemahkan buku Euklids ke dalam bahasaArab serta menafsirkan buku al-Majisti karya Ptolemaeus. Abd al-Masih ibn Na‘imah al-Himsi (w. 220 H./835 M.) yang menerjemahkan buku Sophistica karya Aristoteles. Yuhana ibn Masawaih seorang dokter pandai dari Jundisapur (w. 242 H/ 857 M.) yang kemudian diangkat oleh khalifah al-Ma’mun sebagai kepala perpustakaan bait al-hikmah, banyak menerjemahkan buku-buku kedokteran klasik. Seorang penerjemah yang sangat terkenal karena banyak terjemahan yang dilahirkannya adalah Hunain bin Ishaq al-Abadi yang merupakan seorang Kristen Nestorian (194-260 H./ 810-873 M.) (Sunaryo, 2003).









Hitti, Philip K. Histrory of the Arabs. Cet. I; Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 1429 H./2008 M.
Nurkidam, A. Pengaruh Peradaban Islam di Dunia Barat. http://annur01.wordpress.com (21 September 2012). 
Sunaryo. Transmisi Kebudayaan Yunani Dalam Peradaban Islam, Jurnal Pemikiran Islam Vol.1, No.3, September 2003, International Institute of Islamic Thought Indonesia.
Watt, W. Montgemary. Islam dan Peradaban Dunia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1997.


1 komentar:

  1. Betway Casino Review - JTHub
    Our review is based 원주 출장샵 on real people playing with them. Betway has a 경기도 출장안마 lot of gambling options, 인천광역 출장마사지 from slots to live casino, and live poker.Betway Casino Bonus Code: JTGBonus Valid: December 거제 출장마사지 2021 Rating: 동해 출장안마 4 · ‎Review by JTG

    BalasHapus

Materi Fiqih di MA kelas XI semester 1

BAB 1 JINAYAT A.   Pengertian Jinayat        Jinayat adalah salah satu cabang dari yang ada dalam ilmu fikih.   Kata jinayat ( جِ...