BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam adalah agama yang dibawa oleh
Rasulullah saw. Dalam sejarah terungkap bahwa Islam bukan hanya sebagai
konsepsi ajaran semata akan tetapi Islam telah menjadi peradaban besar. Dunia
intelektual mengakui bahwa peradaban yang tinggi tersebut ternyata banyak
memberikan konstribusi yang begitu besar terhadap lajunya
perkembangan ilmu pengetahuan. Pada saat Eropa atau peradaban barat tengah
mengalami kegelapan atau ketumpulan ilmu, di daerah Islam telah berada pada
kemajuan ilmu pengetahuan yang cukup pesat seperti pada masa pemerintahan
Daulah Abbasiyah.
Terbentuknya Daulah Abbasiyah ini
adalah kelanjutan dari Daulah Bani Umaiyyah. Dinamakan Khilafah Abbasiyah
karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas, paman
Nabi Muhammad saw. Daulah Abbasiyah ini didirikan oleh Abdullah Al-Saffah Ibnu
Muhammad bin Ali Ibnu Abdullah Ibnu Al-Abbas, dan berkuasa dalam rentang waktu
yang cukup lama yakni dari tahun 132 H. / 750 M – 656 H. / 1258 M.
Dari rentang waktu yang cukup lama
ini, yakni kurang lebih lima abad, memungkinkan Daulah Abbasiyah untuk
merekonstruksi Islam dalam berbagai bidang sehingga mampu memperlihatkan
perkembangan dan kemajuan yang cukup pesat, termasuk kemajuan ilmu pengetahuan
umum.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Suasana tumbuhnya peradaban ilmu
pengetahuan pada masa bani Abbasiyyah?
2.
Bagaimana Bentuk peradaban hasil riset dan
para ahli dan tokohnya?
3.
Apa saja Pusat-pusat peradaban pada masa bani
Abbasiyyah?
4.
Bagaimana Pengaruh peradaban islam terhadap
dunia barat?
C.
Tujuan penulisan
1.
Agar pembaca mengetahui Suasana tumbuhnya
peradaban ilmu pengetahuan pada masa bani Abbasiyyah
2.
Agar pembaca mengetahui Bentuk peradaban hasil
riset dan para ahli dan tokohnya
3.
Agar pembaca mengetahui Apa saja Pusat-pusat
peradaban pada masa bani Abbasiyyah
4.
Agar pembaca mengetahui Bagaimana Pengaruh
peradaban islam terhadap dunia barat

PEMBAHASAN
A. Suasana tumbuhnya peradaban ilmu pengetahuan pada masa bani Abbasiyyah
1. Dorongan
Mencari Ilmu dan Menjadi Ilmuwan
Sejarah
telah mencatat bahwa sebelum bangsa Barat (Eropa) mencapai kemajuan di bidang
Iptek (Ilmu Pengetahuan dan teknologi) seperti sekarang, umat Islam sudah
mendahuluinya selama 6 abad, sejak tahun 611 (zaman Nabi) s/d 1250 Masehi
(zaman Abbasiyah akhir). Masa kejayaan perkembangan Iptek di dunia Islam
terjadi antara tahun 750 s/d 1100 M pada masa kekhalifahan bani Umayyah di
Andalusia – Spanyol (Cordova) dan bani
Abbasiyah di Baghdad (Irak).
Perhatian
dan minat para ulama dan ilmuwan muslim terhadap Iptek sangat besar, karena
dorongan dari ajaran Islam. Pada saat dunia Barat (Eropa) yang dipengaruhi
ajaran Gereja menyatakan anti dan menentang Iptek pada Jaman Pertengahan,
maka Islam justru menyatakan sebaliknya, bahwa Iptek tidak dapat dilepaskan
dari ajaran Islam.
Nabi
bersabda,
مَنْ أَرَادَ
الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ اْلآخِرَةَ فَعَلَيْهِ
بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ ( رَوَاهُ الْبُخَارِيّ(
"Barangsiapa yang ingin hidup sejahtera di
dunia, sarananya adalah ilmu. Siapa yang
ingin hidup bahagia di akhirat, sarananya adalah ilmu. Dan barangsiapa yang
menghendaki keduanya, sarananya adalah ilmu"
Menurut Islam, sumber ilmu pengetahuan adalah
Alloh. Tugas seorang muslim adalah membuka pintu ilmu, menggali dan mengembangkan
ilmu Alloh yang tersebar di alam semesta ini. Mencari ilmu bagi muslim dan
muslimah adalah wajib hukumnya, sebagaimana sabda Nabi Saw:
طَلَبُ
الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ
Nabi bersabda lagi :

“ Carilah ilmu sejak dari buaian ibu (lahir) sampai ke liang lahad (mati)".
اُطْلُبُوا
الْعِلْمَ وَ لَوْ بِالصِّيْنِ
"Carilah ilmu, sekalipun sampai ke
negeri Cina"
Alloh berfirman (QS Al-Mujadilah [58] : 11)
Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa Bani
Abbasiyah Pengaruh dari kebudayaan bangsa yang sudah maju, terutama melalui
gerakan terjemahan, membawa kemajuan dibidang ilmu pengetahuan agama. Dinasti Abbasiyah merupakan salah satu dinasti Islam yang sangat peduli
dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan. Upaya ini mendapat tanggapan yang
sangat baik dari para ilmuwan. Sebab pemerintahan dinasti abbasiyah telah
menyiapkan segalanya untuk kepentingan tersebut. Diantara fasilitas yang
diberikan adalah pembangunan pusat-pusat riset dan terjemah seperti Baitul
Hikmah, majelis munadzarah dan pusat-pusat study lainnya. Ilmu pengetahuan pada masa Bani Abbasiyah tumbuh dan
berkembang dengan suburnya disebabkan
oleh dua faktor :
a. Terjadinya
asimilasi budaya antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain seperti Persia,
Yunani, India, yang sudah maju Iptek-nya. Di masa ini banyak bangsa non Arab
yang masuk Islam dan sangat besar sahamnya dalam perkembangan Iptek. Bangsa
Persia berjasa dalam ilmu pemerintahan, filsafat dan sastra. Pengaruh bangsa
India terlihat pada ilmu kedokteran, matematika dan astronomi. Pengaruh Yunani
masuk melalui terjemahan-terjemahan berbagai bidang ilmu, terutama filsafat.
b. Gerakan
penterjemahan berjalan melalui 3 fase:
Fase
pertama pada masa Al-Manshur sampai Harun Al-Rasyid,
penterjemahan terfokus pada ilmu astronomi dan logika (mantiq).
Fase
kedua pada masa Al-Makmun hingga tahun 300 H, terfokus pada ilmu
kedokteran dan filsafat. Dan
Fase
ketiga setelah tahun 300 H, bidang ilmu yang diterjemahkan semakin luas.
B. Bentuk peradaban hasil riset dan para ahli dan tokohnya
1. Filsafat
Setelah kitab-kitab
filsafat Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pad amasa pemerintahan
Khalifah Harun al-Rasyid dan al-Makmun, kaum muslimin sibuk mempelajari ilmu
filsafat, bahkan menafsirkan dan mengadakan perubahan serta perbaikan sesuai
dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, lahirlah filsafat islam yang
pada akhirnya menjadi bintangnya dunia filsafat.
Di antara para filosuf terkenal pada waktu itu
ialah :
a. Abu Ishak
al-Kindi (194-260 H / 809-873 M). Ia merupakan seorang filosuf Arab terkenal.
Karyanya lebih dari 231 judul.
b. Abu Nashr
al-Faraby (390 H / 961 M). Ia memiliki karya sebanyak 12 buah.
c. Ibn Sina (370 –
428 H / 980-1037 M). Selain sebagai filosuf, ia juga terkenal sebagai dokter
istana kenamaan. Karyanya yang terkenal antara lain, al-Qanun fi al-Thibb.
d. Ibn Bajah
(wafat tahun 523 H).
e. Ibn Thufail
(wafat tahun 581 H).
f. Al-Ghazali
(450-505 H / 1058-1111 M). Ia diberi gelar Hujjat al-Islam. Di antara karyanya
yang terkenal adalah Ihya Ulumud-Din, Mawasid al-Falasifah, al-Munqiz Min
al-Dhalal, Tahafut al-Falasifah, dan lain-lain.
g. Ibn Rusyd
(520-595 H / 1126-1198 M). Di Barat ia dikenal dengan nama Averoes. Di antara
karyanya yang terkenal adalah, Mabadi al-Falasifah, Tahafut al-Tahafut, dan
lain-lain.
2. Ilmu Kedokteran
Ilmu kedokteran mulai berkembang dengan pesat
pada masa akhir daulah Abbasiyah I, sedangkan puncaknya pada masa pemerintahan
daulah Abbasiyah II, III, dan VI. Daulah Abbasiyah telah
melahirkan banyak dokter kenamaan. Begitu juga rumah sakit besar dan sekolah
tinggi kedokteran banyak sekali didirikan. Di antaranya adalah Sekolah Tinggi
Kedokteran di Jundhishapur. Sekolah Tinggi Kedokteran di Harran, Syria, dan
Sekolah Tinggi Kedokteran di Baghdad.
Di antara para dokter
terkenal ialah
a. Abu Zakaria Yuhana ibn
Masiwaih, seorang ahli farmasi di rumah sakit Jundhishapur, Iran.
b. Sabur ibn Sahal, direktur
rumah sakit Jundhishapur.
c. Abu Zakaria al-Razy, kepala
rumah sakit di Baghdad.
d. Ibn Sina, seorang filosuf
dan ahli kedokteran. Di antara karyanya yang terkenal dalam bidang
kedokteran adalah al-Qanun fi al-Thibb.
3.
Matematika
Hasil dari
terjemahan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab, menghasilkan karya dalam
bidang matematika. Di antara ahli Matematika Islam terkenal adalah
al-Khawarizmi. Ia pengarang kitab al-Gebra (al-Jabar), ahli dalam bidang
Matematika yang menemukan angka nol (0), sedangkan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 0, disebut juga “Angka Arab”.
4.
Farmasi dan Kimia
Di antara para
ahli farmasi dan kimia pada masa pemerintahan dinasi Abbasiyah adalah Ibn
Baithar. Karyanya yang terkenal adalah al-Mughni (memuat obat-obatan), Jami’
al-Mufradat al-Adawiyah wa Aghziyah (berisi tentang obat-obatan dan makanan
atau gizi).
5.
Ilmu Perbintangan
Kaum Muslimin
pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah mempunyai modal yang bear dalam
pengembangan ilmu pengetahuan. Mereka mengkaji dan menganalisa berbagai aliran
ilmu pengetahuan dari berbagai suku bangsa, seperti bangsa Yunani, India,
Persia, Kaldan, dan ilmu falak Jahiliyah. Ilmu bintang memegang peranan penting
dalam menentukan garis politik para kholifah dan amir.
Di antara para
ahli ilmu perbintangan yang terkenal pada waktu itu ialah:
a.
Abu Mansur al-Falaky (wafat tahun 272 H). Di
antara karyanya yang terkenal adalah Isbat al-Ulum dan Hayat al-Falak.
b.
Jabir al-Batany (wafat tahun 319 H). Ia adalah
pencipta alat teropong bintang pertama. Di antara karyanya yang terkenal adalah
Kitab Ma’rifat Mathiil Buruj Baina Arbai al-Falak.
c.
Rayhan al-Bairuny (wafat tahun 440 H). Di
antara karyanya yang terkenal adalah al-Tafhim li Awal al-Shina’at al-Tanjim.
6.
Ilmu Tafsir
Perkembangan
ilmu tafsir pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah mengalami kemajuan pesat.
Tafsir pada zaman ini terdiri dari Tafsir bi al-Ma’tsur, yaitu al-Qur’an yang
ditafsirkan dengan hadits-hadits; dan Tafsir bi al-Ra’yi, yaitu tafsir
al-Qur’an dengan menggunakan akal pikiran.
Di antara para
ahli tafsir bi al-Ma’tsur adalah:
a.
Ibn Jarir al-Thabari.
b.
Ibn ‘Athiyah al-Andalusy
c.
Al-Sudai yang mendasarkan tafsirnya kepada Ibn
Abbas dan Ibn Mas’ud.
d.
Muqatil ibn Sulaiman yang tafsirnya terpengaruh
oleh kitab Taurat.
Adapun para
ahli tafsir bi al-Ra’yi anttara lain:
a. Abu Bakar Asam
(Mu’tazilah),
b. Abu Muslim Muhammad ibn Bahar
Isfahany (Mu’tazilah),
c. Ibn Jaru al-Asadi
(Mu’tazilah), dan
d. Abu Yunus Abdussalam
(Mu’tazilah).
7. Ilmu Hadits
Hadits
merupakan sumber hukum Islam kedua setelah al-Qur’an. Pda masa pemerintahan
dinasti Abbasiyah, muncullah ahli-ahli Hadits ternama, antara lain:
a.
Imam Bukhari yaitu Imam Abu Abdullah Muhammad
ibn Abi al-Hasan al-Bukhari. Lahir di Bukhara tahun 194 H dan wafat tahun 256 H
di Baghdad. Di antara karyanya yang menumental ialah Shahih al-Bukhari.
b.
Imam Muslim, yaitu Imam Abu Muslim ibn
al-Hajjaj al-Qushairy al Naishbury, wafat tahun 261 di Naishabur. Di antara
karyanya yang monumental adalah Shahih Muslim.
c.
Ibn Majah, karyanya adalah Sunan Ibn Majah.
d.
Abu Dawud, karyanya adalah Sunan Abu Dawud.
e.
Al-Nasai, karyanya antara lain Sunan al-Nasai,
dan lain-lain.
8.
Ilmu Kalam
Perdebatan para
ahli mengenai soal dosa, pahala, surga dan neraka, serta pembicaraan mereka mengenai
ketuhanan atau tauhid, menghasilkan suatu ilmu, yaitu ilmu tauhid atau ilmu
kalam.
Di antara
aliran ilmu kalam yang berkembang adalah Jabariyah, Qadariyah, Mu’tzilah, dan
Asy’ariyah. Para pelopornya adalah Jahm ibn Safwan, Ghilan al-Dimisyq, Wasil ibn
‘Atha’, al-Asy’ari dan Imam al-Ghazali.
9.
Ilmu Bahasa
Bahasa
merupakan salah satu alat komunikasi yang sangat efektif. Ia tidak hanya
dipergunakan dalam berkomunikasi lewat lisan, tetapi juga dipergunakan sebagai
alat untuk mengekspresikan seni, di samping sebagai bahasa ilmiah.
Di antara ilmu
bahasa yang berkembang pada waktu itu adalah Nahwu, Sharaf, Bayan, Badi’ dan
Arudh. Pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah ilmu ini mengalami perkembangan
sangat pesat. Sebab bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa ilmu pengetahuan, di
samping sebagai alat komukasi antar bangsa.
Pusat
perkembangan ilmu bahasa Arab yang mempunyai peran besar dalam pengembangan
ilmu bahasa adalah :
a.
Syibawaih (wafat tahun 183 H). Karyanya terdiri
dari dua jilid setebal 1000 halaman.
b.
Al-Kisai, wafat tahun 198 H.
c.
Abu Zakaria al-Farra (wafat tahun 208 H). Kitab
Nahwunya terdiri dari 6000 halaman lebih.
C. Pusat-pusat peradaban pada masa bani Abbasiyyah
Bentuk peradaban yang berkembang pada
masa bani Abbasiyah
Perkembangan peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah meliputi segala hal, namun demikian dapa dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu :
Perkembangan peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah meliputi segala hal, namun demikian dapa dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu :
1.
Peradaban yang
berkaitan dengan pengembangan ilmu keagamaan,
misalnya Ilmu Qur’an (Tafsir, Qiro’at),
Ilmu Hadits, Bahasa Arab (Nahwu, Sharaf dan Balaghoh), Ilmu Tauhid atau Ilmu
Kalam, Ilmu Fiqih dan lain sebagainya.
2.
Peradaban yang
berkaitan dengan pengembangan ilmu non Agama, misalnya Matematika, Astronomi,
Sosial Politik, Ekonomi, Filsafat dan lain sebagainya.
D. Pengaruh peradaban islam terhadap dunia barat
Kontak antara dunia Islam dengan dunia Barat terjadi sejak awal lahirnya
agama Islam sekitar abad XV M. Hal ini ditandai dengan ekspansi yang dilakukan
oleh umat Islam dan dapat merebut wilayah-wilayah kekuasaan kerajaan Romawi
pada masa itu, seperti Syam (Siria, Palestina) dan Mesir. Ekspansi
umat Islam ini terjadi sejak pemerintahan khalifah ‘Umar bin Khattab. Pada masa
pemerintahan ‘Usman bin ‘Affan pada paruh kedua, ekspansi umat Islam sempat
terhenti. Hal ini terjadi sebagai akibat daripada komplik-komplik yang terjadi
dalam wilayah pemerintahan masa itu. Maka perluasan wilayah Islam terhenti baik
pada masa pemerintahan ‘Usman bin ‘Affan maupun pada masa pemerintahan ‘Ali bin
Abi Tholib.
Ekspansi kembali terjadi ketika daulah Bani Umayyah berkuasa
dan dapat menguasai wilayah-wilayah dan masuk dalam wilayah kekuasan umat
Islam, seperti Afrika Utara, Andalusia (Spanyol), Kaukasus, dan Antolia. Kekuasaan
Islam, di samping Afrika dan Eropa juga Asia. Ekspansi ke wilayah Timur melalui
Sungai Oxus. (Hitti, Philip,
2008)
Perluasan wilayah
ke Eropa melalui jalur Utara terhenti ketika pengepungan kota Bizantium gagal.
Pengepungan ini berlangusng selam satu tahun, yaitu dari tahun Agustus
716-September 717 M. Pengepungan yang cukup lama ini tidak mampu menjatuhkan
kota Bizantium (Tanduk Emas atau Golden Horn). Hal ini dapat digagalkan
dengan menaruh rantai besar di dalam laut.
Sekalipun ekspansi ke
Eropa melalui jalur Utara gagal, namun demikian, ekspansi ke arah Barat
melalui Afrika Utara berhasil memasuki Eropa khususnya wilayah Spanyol.
Penaklukkan Spanyol dilakukan pada masa daulah Bani Umayyah di bawah
pemerintahan al-Walid (705-715 M). Sebelum menaklukkan Spanyol, umat Islam
telah menguasai Afrika Utara. Afrika Utara merupakan pintu gerbang untuk
memasuki Eropa, khususnya wilayah Spanyol.
Dengan masuknya Islam ke Spanyol merubah tatanan baru dan pencerahan
terhadap bangsa Eropa dengan sebuah peradaban baru yakni peradaban Islam yang
dibawa oleh bangsa Arab dan masuk melalui Spanyol. Karenanya, sulit dipungkiri
kemajuan Eropa tidak bisa dilepaskan dari pemerintah Islam di Spanyol. pengaruh
kebudayaan Islam atas barat dengan tiga hal; Pertama, sumbangan orang Arab ke
Barat tidak diragukan lagi terutama dalam hal-hal yang menyokong perbaikan
tingkat kehidupan dan memperkokoh basis materialnya. Kedua, sebagian besar
orang Eropa kurang menyadari pengaruh orang Arab dan karakter Islam yang mereka
ambil dan ketiga, kesastraan orang-orang Arab dan yang menyertainya telah
merangsang tumbuhnya imajinasi Eropa dan kejeniusan politik orang Romawi). Watt,
W. Montgemary: 83. 1997.
Keterpengaruhan Eropa pada peradaban Islam, bukan saja pada bidang ilmu
pengetahuan akan tetapi juga semangat untuk hidup, sehingga keterpengaruhan itu
bersifat menyeluruh. Reformasi gereja, pembangkangan
terhadap kaum fiodal yang zalim, sistem pendidikan sastra, arsitektur adalah
akibat terpengaruhnya pada peradaban Islam.
Di antara bukti-bukti
pengaruh Islam di dunia Barat dapat diklasifikasi dalam beberapa bidang sebagai
berikut:
1.
Intelektual
Penerjemahan-penerjemahan
yang dilakukan oleh umat Islam dari berbagai bahasa terkait dengan filsafat dan
ilmu-ilmu yang lain mengantarkan umat Islam mencapai puncak kejayaannya. Dari
produk terjemahan yang kemudian diintegrasikan dengan teks-teks al-Qur’an dan
hadis serta logika, pencapaian di bidang keilmuan sampai pada puncaknya. Di
antara yang cukup terkenal dengan produk terjemahannya itu adalah Yahya ibn
al-Bitriq (wafat 200 H/ 815 M) yang banyak menerjemahkan buku-buku kedokteran
pemikir Yunani, seperti Kitab al-Hayawan (buku tentang makhluk hidup)
dan Timaeus karya Plato. Al-Hajjaj ibn Matar yang hidup pada masa
pemerintahan al-Ma’mun dan telah menerjemahkan buku Euklids ke dalam
bahasaArab serta menafsirkan buku al-Majisti karya Ptolemaeus. Abd
al-Masih ibn Na‘imah al-Himsi (w. 220 H./835 M.) yang menerjemahkan buku Sophistica
karya Aristoteles. Yuhana ibn Masawaih seorang dokter pandai dari Jundisapur
(w. 242 H/ 857 M.) yang kemudian diangkat oleh khalifah al-Ma’mun sebagai
kepala perpustakaan bait al-hikmah, banyak menerjemahkan buku-buku
kedokteran klasik. Seorang penerjemah yang sangat terkenal karena banyak
terjemahan yang dilahirkannya adalah Hunain bin Ishaq al-Abadi yang merupakan
seorang Kristen Nestorian (194-260 H./ 810-873 M.) (Sunaryo, 2003).
Hitti, Philip K. Histrory
of the Arabs. Cet. I; Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 1429 H./2008 M.
Nurkidam, A. Pengaruh
Peradaban Islam di Dunia Barat. http://annur01.wordpress.com (21 September
2012).
Sunaryo. Transmisi Kebudayaan Yunani Dalam
Peradaban Islam, Jurnal Pemikiran Islam Vol.1, No.3,
September 2003, International Institute of Islamic Thought Indonesia.
Watt, W.
Montgemary. Islam dan Peradaban Dunia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1997.
Betway Casino Review - JTHub
BalasHapusOur review is based 원주 출장샵 on real people playing with them. Betway has a 경기도 출장안마 lot of gambling options, 인천광역 출장마사지 from slots to live casino, and live poker.Betway Casino Bonus Code: JTGBonus Valid: December 거제 출장마사지 2021 Rating: 동해 출장안마 4 · Review by JTG